Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Di UI

  • Senin, 18 Maret 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Buat sebagian orang Minggu pagi enaknya dihabiskan berlama – lama terikat di tempat tidur, tetapi sebagian lain pilih olah raga. Ada yang jalan santai, joging, bersepeda, main bulu tangkis, dan senam olah pernapasan. Sejak pagi buta sehabis shalat Subuh banyak orang turun ke kampus UI melakukan beberapa putaran jalan santai, joging, atau bersepeda. Yang bersepeda benar – benar terlihat ber-fun bike. Ya ndak serius – serius amat. Biar ada yang pakai mountain bike yang tokcer, tapi ada juga yang bersepeda sambil memboncengi anaknya dan menggenjot alon – alon asal kelakon. Yang bersepeda mini juga kelihatan asyik sendiri.

    Memang enak tinggal di Depok kalau ingin bersepeda atau berolahraga sudah ada tempat yang okeh dan dari segi jarak mudah dijangkau. Pihak Universitas Indonesia membuka tangan – bukan hanya untuk warga sekitar, tetapi juga masyarakat umum untuk berolahraga pada hari libur ini. Aktivitas ini pun sudah berlangsung bertahun – tahun.


    Tadinya lokasi Kampus Universitas Indonesia terpisah – pisah : Salemba, Rawamangun, dan Pegangsaan Timur. Karena tuntutan masyarakat, zaman, dan kecanggihan teknologi digagaslah sebuah kota universitas oleh Prof. Dr. Ir. Soemantri Brojonegoro selaku Rektor Universitas Indonesia pada masanya. Perealisasiannya baru terlihat tahun 1974 di bawah kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Mahar Mardjono dengan disetujuinya daerah antara Jakarta Selatan – Depok dengan luas tanah 320 ha sebagai lokasi baru kampus. Pembebasan tanah dimulai tahun 1975. Pembangunan jalan lingkar utama dalam kampus pada tahun 1979, lalu disusul dengan pembangunan gedung Politeknik tahun 1982. Tahun 1984 dilakukan proses pembangunan gedung – gedung hingga sekarang. Sejak tanggal 5 September 1987 Universitas Indonesia melakukan pindahan ke kampus baru di Depok. Akan tetapi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Pascasarjana masih bertempat di lokasi lama, yakni Salemba, Jakarta. (Universitas Indonesia, 1992 : 23-24)

    Kawasan kampus hijau ini memiliki luas 320 hektar. Namun hanya 25% wilayah UI ini yang digunakan sebagai sarana akademik, riset, dan kesiswaan. Sementara 75% wilayah UI merupakan area hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. ( http://www.ui.ac.id/id/profile/page/pengantar )

    Mblusukan perlu waktu yang panjang meski sudah menggunakan sepeda. Apalagi pemandangan di sana sangat indah. Arsitektur bangunan tiap fakultas atau tiap bangunan yang berdiri di sana unik – unik. Tata ruang tamannya pun nampak rapi. Sebagai hutan kota, tak pelak udara terhirup segar pula. Memang perjalanan jadi sedikit macet karena menikmati semua itu. Sesudah itu, melepaskan lelah itu, baiknya kira – kira ketika ultra violet hampir habis bersinar. Kemudian “rehat kopi” di kantin Masjid UI. Di sana suguhan panganan sangat banyak dan enak – enak. Biar dikata “rehat kopi” tapi tak betul – betul pesan kopi tak mengapa kok, karena di sana bisa menikmati minuman lainnya… makanan … dan pemandangan lainnya juga. :) (Q)


    Sumber :
    http://www.ui.ac.id/id/profile/page/pengantar
    Universitas Indonesia. 1992. Depok : Universitas Indonesia.

    Sonet 10

  • Senin, 11 Maret 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Ada selembar kertas yang belum bertuliskan.
    Apakah kauharapkan aku ke mari seperti semula,
    belum penuh dengan coretan?
    Ada yang ingin menulis aksara demi aksara

    dan tahu tak akan mencapai kalimat meski hanya ada tanda seru
    di ujungnya. Tidak semua memerlukan tulisan,
    (Apakah aku kaubayangkan selembar kertas itu?)
    meski sudah terlanjut tercatat sebelum sempat diucapkan.

    Air menyeret catatan berkelok - kelok di sepanjang sungai
    bila penghujan. Tetapi sama sekali tak terbaca
    bahkan ketika sudah begitu rekah - rekah perangai
    kemarau. Tinggal garis - garis yang carut marut di dasarnya.

    Kau mengharapkanku kembali seperti itu? Bisakah kita
    ketika menyadari bahwa tulisan tak perlu, ternyata?


    Sapardi Djoko Damono, 2009

    Boy 2 Man

  • Senin, 04 Maret 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,




  • Tidak enak rasanya jadi eksekutor. Sementara tak ada yang mau menyelesaikan masalah yang terus menggantung itu. Seolah – olah “pekerjaan kotor” itu memang diembankan padamu dan engkau harus menuntaskan sesegera mungkin. Yang membuat dirimu termangu, tergugu, lalu membeku karena sebenarnya ada cara lain yang baru terpikirkan setelah eksekusi itu diturunkan! Yah, kalau mau berkilah, itulah akibat kalau orang lain tidak mempunyai rasa memiliki dan kau harus menanggung sendirian setiap keputusan yang sedianya untuk kepentingan bersama. Tapi eksekusi sudah dijalankan dan tak dapat ditarik mundur. Nasi pun menjadi bubur. 

    Meskipun beban itu tetap mengendap, kau punya peran lain yang harus dimainkan. Tak mengapa. Karena di sana, siapa nyana, ada jalan keluar kehimpitan yang tengah mendera. Kau temukan kepolosan sekaligus kedewasaan dibalik tubuh bocah kelas delapan. Lucu sekali lihat caranya secara tiba – tiba menutup wajahnya ke balik tas ranselnya itu. Dua kali! Kau sedang berbicara dengan temannya tentang pelajaran, tapi entah mengapa gerakan tangannya langsung mengangkat tas dan ia menyembunyikan kepalanya itu. Mengapa yah, ia begitu? …. Mmmm ….  Ya mengapa begitu? … Mmmm … Bukannya engkau tak ambil pusing, tapi kamu pasti sangat senang lihat sikapnya itu; dan kau pasti setuju tingkahnya begitu bukan untuk bersikap tak sopan, tapi lebih sebagai caranya menyampaikan rasa hormat.  Anak itu kerap menyahut manakala anak – anak lain masih menganggap pernyataanmu adalah kalimat retorik. Untuk anak seumurnya celetukannya sangat diplomatis. Anak - anak bikin kelasmu ramai dan ia duduk di tengah – tengah mereka. Menemani mereka, tapi juga menghormati kau. Kini hatimu terhibur dan damai. Sejenak lupa kegundahan hati akibat peristiwa tiga jam sebelumnya. That’s your boy. The boy to be a man. 


    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint