Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Tentang Anak

  • Senin, 12 Agustus 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Anakmu bukan milikmu.
    Mereka adalah putra – putri Sang Hidup,
    yang rindu akan dirinya sendiri.
    Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau.
    Mereka ada padamu, tetapi bukan milikmu.
    Berilah mereka kasih sayang,
    Namun jangan berikan pemikiranmu.
    Karena pada mereka ada alam pikiran sendiri.
    Patut kau berikan rumah bagi raganya,
    namun tidak bagi jiwanya.
    Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan
    yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpi.
    Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
    namun tidak boleh membuat mereka menyerupai engkau.
    Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
    ataupun tenggelam ke masa lampau.
    Engkaulah busur tempat anakmu,
    anak panah hidup, melesat pergi.

    Kahlil Gibran

    Que Sera - Sera

  • Senin, 05 Agustus 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Aku tahu jantungmu berdegup kencang ‘seperti genderang perang’. Jangan takut, ya! Tak perlu khawatir. Memang kenapa kalau buat orang lain hal itu begitu mudah dikerjakan, sementara buatmu sulit.  Sudah bagus  jalan yang hendak ditempuh dipetakan terlebih dahulu dalam pikiran. Tak apa pilih rute terpendek dan sudah dikenali.  Anggap saja sedang berada di level "to make a path through the street  to reavel  your next destination" (Big City Adventure : New York City Game). Kalau lajunya seperti  kura – kura, mau apa lagi? Kita mengaji dari alif  juga’kan?

    Misalnya kau payah dalam matematika, apa yang seharusnya dilakukan? Betul! Kau ‘kan harus terus lebih banyak berlatih matematika. Dengan lebih banyak berlatih maka aljabar akan menjadi lebih mudah. Otak akan terbiasa padanya karena menciptakan hubungan dan pola pikir baru. Pertama kali berlatih roller blade atau ice skating keseimbangan jadi masalah. Tapi setelah beberapa putaran, akan menjadi mudah. Otak belajar untuk seimbang! Satu – satunya cara menjadi lebih pintar adalah mengerjakan sesuatu yang benar – benar berat dan menantang. Begitu ‘kan uraian Adam Khoo?

    Rasanya itu konteks yang sama dengan keadaan kini. Mau pakai contoh apa lagi? Siapa yang berprinsip menyampaikan materi sedikit demi sedikit untuk anak – anak hingga akhirnya ilmu pengetahuan yang  mereka terima menjadi bukit?  Lalu, berapa kali orang lain diingatkan agar berlatih dengan rutin setelah semua teori diberikan?  Mereka yang sungguh – sungguh menjalani itu kemudian menghadiahimu  nilai yang bagus atau target yang memuaskan ‘kan?  Apa kau tak ingin seperti itu? Aku yakin kau ingin hasil gemilang untuk dirimu.  Ini memang  kondisi yang sangat aneh. Kalau sudah membanding - bandingkan begini, siapa yang sebenarnya sedang mengajar siapa?  Maaf, aku sekedar mengingatkan, bukankah  sangat memalukan kalau kau menjadikan kata – katamu sendiri, klise dan tak berarti?

    Nah, maka dari itu ayo, taklukkan! Kumpulkan kekuatan! Tak perlu berlagak jagoan kalau belum mahir.  Lecet sedikit, tak mengapa. Jatuh adalah hal yang biasa. Tetap fokus. Kalau melafadzkan namaNya bisa membuatmu tenang ya, lakukanlah!  Tiada daya, tiada upaya kita kecuali berserah diri padaNya 'kan? Bersiaplah! Apapun yang terjadi terjadilah. Que sera – sera.

    Betul, begitu! Pertama, lewati jembatan kecil.  Sekiranya kau lupa, jembatan itu sudah diperbesar  khusus buatmu.  Lalu, keluarlah melalui gerbang, belok kiri, belok kanan, putar – putar, lama – lama  menembus jalan besar.  Bagaimana rasanya? … Aku bisa lihat waktu kau kembali wajahmu lebih cerah dan senyum pun tersimpul.  Pasti kau berpikir, semua akan baik – baik saja ya ‘kan? Dan gadis kecil itu lucu sekali  bukan? Tiba – tiba ia menghambur keluar, lalu bersorak-sorak, “Ayo Tante! Pasti bisa! Sedikit lagi!” … Iya, sedikit lagi. Sedikit lagi pasti berhasil dan kau sampai di tempat yang aman… . Hmmm, suaranya terdengar merdu ya?  Anak sekecil itu punya kata – kata yang cantik.  Semerbak kemuning  (murraya paniculata) pun meredakan ketegangan,  dan karena wanginya itu baru kau sadari bahwa bebungaan  itu bermekaran di hari yang sama. Bukankah momen itu bagus? Sebuah pesta penyambutan. Seolah – olah semua sedang mendukungmu dan mari kita berharap bahwa yang kau  lakukan pertanda diberkahi.  Ingin  sekali kurengkuh dirimu dan kuucapkan selamat karena - meskipun aku tahu kau masih gemetar - sesaat kurasakan kedamaian dalam hatimu, tapi maafkan aku, kau tentu paham bisaku berbisik saja.

    Aku tahu kau tak bermimpi semalam.  Aku tahu saat  matamu membuka pagi tadi, kau lihat langit  sudah  biru dan  terang. Sungguh manis waktu kau langsung terlonjak dan berpikir, LEBARAN! Ayayaya, Lebaran? Mengapa yang tersirat pertama bukan frase 'rainbow cake' atau kata 'kesiangan' atau doa bangun tidur? Wah, meskipun kita sangat dekat, aku tak mengerti dan sangat penasaran mengapa kau berpikir begitu. Tapi tentu saja ada fakta yang harus disampaikan.  Sekarang ‘kan baru tanggal  3 Ramadhan, Rani.   (Q)

    :) 

    Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Alhamdulillah. Allahuma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala ali Sayyidina Muhammad. 



    Daftar Pustaka:
    Adam Khoo.  Buku Pintar Anak Jenius.  2008.  Jakarta : P.T. Mitra Media

    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint