Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Feel like heaven

  • Senin, 15 Juni 2015
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Entah mengapa mata saya bisa  tidak awas. Jika di seberang itu – di antara kerumunan orang , dalam jarak sepuluh meter – ada sepasang mata yang tengah mengawasi. saya akan tahu. Tapi saya tak bisa memperhatikan semua orang, beberapa yang mencolok saja. Dan saya perlu beberapa bulan menginsafi bahwa berpasang bola mata itu tengah melihat. 

    Jadi saya ambil langkah selanjutnya yaitu pasang telinga baik – baik.  Anak – anak menaruh perhatian atas kisah yang saya tumpahkan. Kelompok lain begitu rendah hati memaklumi penampilan saya. Sementara ada segelintir orang, pilih bersembunyi dari suara dan pandangan saya. 

    Untuk kelompok istimewa caranya menaruh perhatian sangat sederhana, dan sepertinya ia mengambil tempat agar perkataannya bisa saya dengar. Seolah – olah ia sedang berdiri di belakang saya dan memastikan dukungannya. Bagaimana sih maksudnya 'ia'? 'Mereka'? Ya, maksudnya 'ia' itu adalah seseorang yang merupakan bagian dari mereka. Masih terasa ganjil mendengar kata yang mengiringi saya itu. Tetapi bagaimana membuktikannya? Yah, saya tak tahu dan saya pikir tidak perlu dibuktikan. 

    Tempat ini sangat istimewa. Saya telah memohon pada Allah ditempatkan di tempat yang Ia berkahi. Di sini saya bisa lihat bagaimana para prianya memperlakukan para wanita dengan penuh rasa hormat dan beradab.  Bicara lembut selayaknya pelantun ayat – ayat suci Al Quran, Tetapi maskulin sebagaimana seorang penakluk pegunungan.

    Hati saya pun bergembira karena mereka mendengarkan suara saya. Lucu sekali, ketika jarak sudah diambil, langkah seribu  diancang – ancang, dan rencana buat masa depan juga telah dirancang, tahunya segala hal membuat saya “stuck” di sini. Saya masih hendak berangkat pergi. Tapi saya menunggu  Allah menunjukkan tempat lain yang diberkahinya, di suatu tempat yang bukan di tempat saya berdiri sekarang ini. Tapi barangkali di sinilah tempat saya, tempat dimana impian saya bisa terwujud semua. Mereka juga sudah membuat saya belajar berlaku rendah hati dan memuliakan orang lain. Apalagi yang harus digambarkan.  Saya jadi ingin membesarkan  anak laki – laki saya seperti mereka mendidik putra – putra mereka. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q)  

    Indahnya Persahabatan

  • Senin, 01 Juni 2015
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Tiada mutiara sebening cinta.
    Tiada sutra sehalus kasih sayang.
    Tiada embun sesuci ketulusan hati.

    Sahabat bukan,
    Matematika yang dapat dihitung nilainya.
    Ekonomi yang mengharapkan materi.
    PPKN yang dituntut oleh Undang-undang.

    Tetapi,
    Sahabat adalah sejarah yang dapat dikenang sepanjang masa.


    Desmailiai Irawan
    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint