Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Menyesal

  • Senin, 05 September 2016
  • rani nuralam
  • Label: ,

  • Karya Ali Hasimi


    Pagiku hilang sudah melayang
    Hari mudaku sudah pergi
    Sekarang petang datang membayang
    Batang usiaku sudah tinggi



    ... dan kukutip

  • Jumat, 02 September 2016
  • rani nuralam


  • Penerusku yang baik dan tidak beruntung

    Yah, aku tidak bisa berpura – pura kau bisa saja tidak ada di sana demi aku lagi, di suatu tempat, menunggu untuk menyelamatkanku bila hidupku pada suatu hari terakhir. Dan karena aku punya informasi lagi untuk ditambahkan pada semua yang (kuanggap) telah kau baca dengan teliti, aku merasa harus mengisi botol kecil pahit ini sampai penuh. “Belajar sedikit itu berbahaya," pepatah yang suka dikutip sahabatku Hedges. Tapi dia sudah tiada, dan meninggal seakan akibat tanganku sendiri, sama seperti kalau aku membuka pintu, menyerang dia. Lalu, berteriak minta tolong. Aku tidak melakukan itu, tentu saja. Kalau kau mengabulkan permintaanku untuk membaca sampai sejauh ini, kau pasti tidak akan meragukan kata – kataku.

    Tapi aku akhirnya meragukan kekuatanku sendiri, beberapa bulan lalu, dan itu karena sebab – sebab yang berhubungan dengan kematian Hedges yang mengerikan dan membuatku sangat marah itu. Aku lari dari makamnya ke Amerika – hampir dalam artian harafiah. Setelah aku berangkat ke Amerika, kupikir mengecewakan beberapa orang di Oxford dan membuat orang tuaku sangat sedih, tapi kudapati diriku di dunia baru yang lebih cerah, di mana masa kuliah mulai lebih cepat, dan para mahasiswanya mempunyai pandangan terbuka serta praktik yang tidak dikenal di Oxford.
    … .
    Aku tidak takut lagi konsekuensinya, karena yang terburuk yang bisa kubayangkan sudah menimpa diriku; dalam hal ini, setidaknya kekuatan – kekuatan gelap itu salah perhitungan. Tapi, bukan kebrutalan apa yng terjadi berikutnya yang mengubah pikiranku dan mengajarkan arti takut yang sebenarnya padaku. Melainkan kebriliannya.
    … .
    Aku berjalan pergi dari pintu dengan sikap hati – hati, lalu keluar dari kastil merah besar tempat dia dan kolega – koleganya bekerja. Di udara yang terbuka di mall, aku berjalan menyeberangi lapangan rumput hijau ke bangku dan duduk di sana, mencoba merasa dan menampakkan sikap tidak peduli.

    Buku itu langsung terbuka di tanganku, dengan kepatuhan jahatnya yang biasa, dan aku mencari – cari tanpa hasil sehelai lembaran lepas atau sesuatu yang mengejutkan di sana. Hanya setelah membalik setiap halaman satu persatu barulah kutemukan – jiplakan persis menggunakan kertas karbon seakan seseorang menggunakan petaku yang nomor tiga, yang paling rinci, dan menjiplak seluruh garis dan titik yang ada di situ.  Dari semua itu hanya satu detail yang berbeda dengan petaku. Di bawah Kuburan Terkutuk, ada tulisan dalam huruf Latin menggunakan tinta yang tampaknya sama dengan tulisan – tulisan lain. Di atas tanda lokasi kuburan itu, ditulis melengkung mengitarinya seakan untuk menekankan hubungannya dengan titik tersebut, kubaca tulisan BARTOLOMEO  ROSSI.

    Pembaca, juluki aku pengecut kalau kau ingin, tapi aku langsung berhenti saat itu. Aku professor muda dan tinggal di Cambridge Massachusetts, tempat aku mengajar, makan makan di restoran dengan teman – teman baruku, dan seminggu sekali menulis surat kepada orang tuaku yang sudah tua. Aku tidak membawa – bawa bawang putih … setiap kali mendengar langkah kaki di koridor. Aku punya perlindungan yang lebih baik daripada itu semua – aku berhenti menggali di simpang menakutkan dalam sejarah itu.  sesuatu pasti merasa puas melihat aku berhenti menyelidiki, karena aku tidak lagi diganggu tragedi – tragedi.

    Sekarang, kalau kau sendiri yang harus memilih antara kewarasan, kehidupan yang normal, atau ketidakstabilan yang sesungguhnya, yang mana yang akan kau pilih, sebagai jalan hidup yang benar bagi akademisi dalam kesehariannya?  Aku tahu Hedges tak akan memintaku terjun ke kegelapan, tapi kalau kau membaca ini, artinya kejahatan itu akhirnya telah datang padaku. Kau pun harus memilih. Aku telah memberikan padamu semua yang kuketahui mengenai kegerian ini. Setelah mengetahui kisahku, bisakah kau menolak menolongku?

    Aku yang sangat berduka, Bartholomew Rossi



    Kostova, Elizabeth. 2007. Sang Sejarawan. Hlm. 123 – 125. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.




    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint