Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Karena Ibu

  • Senin, 18 Desember 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,




  • "My Ceri Tree,  
    Genting,  dan  
    Loteng"


    Ketika kecil, ada sebuah pohon di depan rumah. Aku tak tahu sejak kapan pohon itu tumbuh, tahu – tahu ia muncul dan membesar. Entah mengapa tak ada anak – anak yang menyerbunya meskipun buah – buahnya yang mungil itu telah meranum, padahal pohon itu terkesan meneduhi.

     Banyak orang buta waktu tumbuhan itu dipanggil kersen karena di tempatku lazimnya dikenal dengan nama pohon ceri. Nama ilmiahnya adalah Muntingia calabura L. Gampang tumbuhnya. Tak perlu perawatan khusus. Pohon itu banyak berdiri di pinggiran jalan sebagai penaung pedagang – pedagang kaki lima atau jadi pangkalan ojeg.

    Pohon itu bagian kesenanganku karena hobiku memanjat. Aku tahu rasanya berada di ketinggian. Pemandangan dari ketinggian dapat melambungkan khayalan ke mana – mana. Asyik sekali pengembaraan itu. 

    Di hari minggu pagi aku senantiasa memanjat dan bertengger di dahan my ceri tree yang kuat. Aku sudah kelas lima SD. Aku sudah besar jadi tak ada keraguan saat naik ke atas pohon dan beraktivitas di sana. Ada saja yang bisa dilakukan, tapi tak pernah lama. Kadangkala aku hanya ingin menikmati ceri merah, menghabiskan sekantung kecil kacang kulit sisa suguhan pada turnamen bridge mingguan bapak – bapak kompleks kami semalam di rumah atau cuma berniat menghabiskan sebutir permen yang emoh aku bagi ke siapa pun. 

    Hingga tibalah suatu ketika di hari minggu, “Turun!” sebuah suara memerintahku.

    Tampak orang tuaku memelotiku. Melihat siapa di sebelahnya, dugaku tetangga kami telat menghasut orang tuaku, “Pamali atuh, anak gadis manjat – manjat pohon.”

    Aku kesal dimarahi. Tak paham sama sekali mengapa larangan itu perlu diberlakukan. Seharusnya ibu tidak muncul. Tapi, kubiarkan tubuhku merosot ke tanah tanpa berani bertanya mengapa.

    *

    Beberapa hari kemudian, ada sebuah tangga yang menjulur ke atap. Tangga itu membangkitkan ideku. Untuk beberapa saat, tiap sore anak – anak tangga itu berhasil kudaki. Berada di atas atap asik juga ternyata. Walaupun cuma duduk – duduk melihat pemandangan di langit : layang – layang, burung gereja, pesawat terbang, dan langit yang terlihat indah. Pemandangannya tak pernah membosankan. Terasa damai, seolah tak ada oksigen. Tapi kesenangan itu juga sebentar saja. Di suatu sore ibu menangkap basah aku. “Turun! Nanti genting bocor!”

    *
           
             Ibu selalu melarang ini dan itu. Kesal rasanya, tapi hal itu tak membuatku jera. Pada suatu hari ketika hujan turun deras aku naik ke loteng tempat jemuran. Aku bermain hujan di sana. Aman.  Tak ada ibu. Serunya bermain hujan, apalagi saat kakak dan adikku bergabung. Tapi karena mereka, kami ketahuan. Mereka riuh sekali mengalahkan suara hujan. Ibu menyuruh kami masuk dengan keras. Gelagatnya membuatku harus bersiap menerima omelan. Tapi ada hal lain yang bikin ciut hati.

    Kulihat sisi lutut kaki kiriku terluka. Ada tetesan merah keluar dari kulit yang terkonyak. Aku tak tahu dari mana asalnya. Aku tak merasakan sakit. Air hujan pun tak memerihkan luka itu. Aku terdiam. Berpikir keras bagaimana menyembunyikannya dari ibu. Terlambat! Di anak tangga, ibu yang sudah menunggu melihat tetesan darah di kakiku.

    Waktu ibu terpekik, kagetku setengah mati. Teriakannya, alamat hukuman buatku. Aku bakal dimarahi. Tapi tidak! Ibu menghambur, memeriksa dan menanyakan keadaanku. Suaranya berbeda. Wajahnya berubah. Ia melembut. Sepertinya khawatir. Aku menjawab sebisanya dengan terbata – bata, dan sebentar kemudian, aku sudah dibaringkan di tempat tidur. Lukaku diobati.

    Semula kupikir kegalakan ibu tak ada matinya. Ia akan selalu jadi sosok wanita yang keras dan diktator. Tetapi, karena kejadian itu, aku belajar bahwa ibu tidak seperti itu. Ada kalanya ia memang harus tegas dan keras, tapi hatinya selalu lembut. Sebagai anak, aku seharusnya mematuhi perkataannya karena ibu tahu yang terbaik buat anak - anaknya. (R)





    DERAI DERAI CEMARA

  • Senin, 11 Desember 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar

     

        cemara menderai sampai jauh
        terasa hari akan jadi malam
        ada beberapa dahan di tingkap merapuh
        dipukul angin yang terpendam

        aku sekarang orangnya bisa tahan
        sudah berapa waktu bukan kanak lagi
        tapi dulu memang ada suatu bahan
        yang bukan dasar perhitungan kini

        hidup hanya menunda kekalahan
        tambah terasing dari cinta sekolah rendah
        dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
        sebelum pada akhirnya kita menyerah

    KRAWANG-BEKASI

  • Senin, 13 November 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,





  • Karya Chairil Anwar



    Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.

    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
    terbayang kami maju dan mendegap hati ?

    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
    Kenang, kenanglah kami.

    Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

    Kami cuma tulang-tulang berserakan
    Tapi adalah kepunyaanmu
    Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

    Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
    atau tidak untuk apa-apa,
    Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
    Kaulah sekarang yang berkata

    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno
    menjaga Bung Hatta
    menjaga Bung Sjahrir

    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

    Kenang, kenanglah kami
    yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

    1948

    PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

  • Senin, 09 Oktober 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar



    Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
    Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
    dipanggang diatas apimu, digarami lautmu

    Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
    Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
    Aku sekarang api aku sekarang laut

    Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
    Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
    Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

    1948

    YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

  • Senin, 11 September 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar



    Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
    menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
    malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

    di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru
    dingin

    aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau
    datang
    dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
    tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

    tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa
    berlaku beku

    1949

    MERDEKA

  • Senin, 14 Agustus 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar



    Aku mau bebas dari segala
    Merdeka
    Juga dari Ida

    Pernah
    Aku percaya pada sumpah dan cinta
    Menjadi sumsum dan darah
    Seharian kukunyah-kumamah

    Sedang meradang
    Segala kurenggut
    Ikut bayang

    Tapi kini
    Hidupku terlalu tenang
    Selama tidak antara badai
    Kalah menang

    Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
    Mengapa kalau beranjak dari sini
    Kucoba dalam mati.


    14 Juli 1943

    PUISI KEHIDUPAN

  • Senin, 10 Juli 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  •         Karya Chairil Anwar


           
            Hari hari lewat, pelan tapi pasti
            Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
            Karena aku akan membuka lembaran baru
            Untuk sisa jatah umurku yang baru
            Daun gugur satu-satu
            Semua terjadi karena ijin Allah
            Umurku bertambah satu-satu
            Semua terjadi karena ijin Allah
            Tapi… coba aku tengok kebelakang
            Ternyata aku masih banyak berhutang
            Ya, berhutang pada diriku
            Karena ibadahku masih pas-pasan
            Kuraba dahiku
            Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
            Kutimbang keinginanku….
            Hmm… masih lebih besar duniawiku
            Ya Allah
            Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
            Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama
            di tahun depan?
            Masihkah aku diberi kesempatan?
            Ya Allah….
            Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
            Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
            Astagfirullah…
            Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
            Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
            Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
            Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
            Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
            Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
            Ya Allah,
            Ijikanlah

    Lebaran 1438 H

  • Senin, 12 Juni 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Nelson Mandela

    Nelson Mandela  dipenjara selama 27 tahun oleh lawan politiknya. Di dalam penjara oleh salah seorang sipir dia sering disiksa, bahkan pernah digantung dengan kepala terbalik dan dikencingi. Namun dia hanya berkata, "Tunggu saatnya."

    Ketika Mandela keluar dari penjara dan kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan, hal pertama yang dia lakukan adalah meminta pengawal pribadinya untuk mencari sipir tersebut. Pengawalnya langsung menangkap dan membawa sipir itu ke hadapannya.

    Sipir tersebut sangat ketakutan; ia mengira Mandela akan membalas dendam dengan menyiksa dan memenjarakannya. Namun ternyata Nelson malah merangkul dan berkata, "Hal pertama yang ingin saya lakukan ketika menjadi Presiden adalah mengampunimu." 

    Dia tidak dikuasai oleh kebencian atau niat untuk balas dendam terhadap lawan - lawan politiknya dulu, dengan memenjarakan sipir yang dulu menghina dan menyiksa dirinya. Mandela mengajarkan bagaimana membalas kejahatan dengan kebaikan, kebencian dengan kasih.  

    Apa yg akan kita lakukan ketika kita sudah begitu dilukai oleh seseorang dan kini kita memiliki kesempatan utk membalas dendam? Maukah kita memaafkan kesalahan orang tersebut ? Seberapa luas dan lapang ukuran hati kita?

    Dalam sebuah buku tentang  pengampunan dikatakan : memaafkan memang tidak bisa mengubah apa yg sdh terjadi di masa lalu, namun akan melapangkan jalan kita ke masa depan.

    Salah satu indikator seorang yang bertakwa adalah : dapat memaafkan kesalahan orang lain (Q.S. Ali Imran : 133 - 135).

    Kebencian dan sikap tidak mau mengampuni sebenarnya sedang menutup jalan untuk masa depan kita sendiri, dan menutup pintu keberkahan kita.

    Sesungguhnya, memaafkan kesalahan orang lain adalah hadiah terbaik yg bisa kita berikan pada diri kita sendiri.

    Negative mind will never give you  positive life. 
    Love and forgive your enemy, and your life will be free.

    "Selamat menjalankan ibadah puasa ."
    Semoga kita dapat mengawalinya dengan memaafkan sesama untuk menyucikan jiwa kita ... 💖


    Teman Saya

    Siapa yang tak suka tulisan bagus? Tulisan yang itu saking bermaknanya sampai bikin saya merinding. Tak tahu siapa penulisnya. Pertama kali saya baca dari postingan di sebuah grup wa. Padahal mau saya acungi jempol buatnya.

    Bukan apa - apa, itu karena saya jadi teringat seorang teman.  Waktu ia meninggalkan tempat kerjanya yang lama, ia keluar dalam keadaan muak dan geram. Lebih dari seminggu ia berusaha menenangkan diri menerima keadaan bahwa dirinya difitnah.

    Dari ceritanya, pelakunya iri karena ia mendapat kemudahan dalam pekerjaan dengan benefit yang sama. Ia memang tak dikencingi  atau digantung dalam keadaan kepala terbalik seperti Nelson Mandela. Tak ada kekerasan fisik, tetapi sebaliknya. Pelaku berupaya mengecilkan teman saya secara verbal. Satu dua kali berhasil dipatahkan, karena teman saya mengutarakan argumentasi berdasarkan fakta, tak dibuat – buat. Tapi tingkah si pelaku makin kekanak - kanakan. Bahasa tubuhnya bikin orang ingin mencekiknya. Ia pasang aksi mendiamkan teman saya. Bila dihadapan teman saya, ia akan langsung membeku.

    Tetapi, kalau baru begitu, tentu saja tak lantas melunturkan semangat teman saya bekerja. Teman saya tetap menjaga wibawa sebagai orang yang digugu dan ditiru dan profesionalme dalam bekerja.

    Saya bisa membayangkan pelakunya pasti tersiksa menyimpan dendam.  Pelaku tak terima kekalahan,  kekejaman si pelaku dialihkan kepada anak – anak yang dicintainya.  Si pelaku mengondisikan rekan kerja mereka agar membenci dan mengucilkan anak – anaknya. Menilik latar belakang pendidikan si pelaku yang memiliki bekal psikologi, tentu saja mudah baginya mengintimidasi orang lain : ia tandai kelemahan teman saya (rapuh karena mencintai anak – anak) dan membisikkan hasutan kepada rekan sejawat agar beramai – ramai menafikan teman saya seolah ia tak ada di dunia ini.  

    Lantas, bagaimana membuktikan sebuah agitasi? Ke mana harus mengadu? Sebuah dinding tebal tiba - tiba mencuat dari permukaan bumi! Nihil! Semua kepedihan yang sudah terakumulasi membuat wajahnya berubah mendung. Satu – satunya jalan melindungi anak – anaknya adalah mengikuti permainan pelaku. Angkat kaki! Pergi! Mengalihkan passion-nya terhadap bidang tersebut di tempat lain dengan berat hati.

    *

    Ia sudah berpikir cara melanjutkan hidup adalah mengikhlaskan semua yang terjadi. Tak mendapat gaji terakhir, tak mengapa! Kehilangan kasih sayang anak – anak, tak mengapa! Tak menginjakkan kaki lagi di sana, sangat tak mengapa!

    Sangat disayangkan ia tak melakukan pembelaan terhadap diri sendiri atau pun perlawanan. Yah, saya tahu bagaimana wataknya (sambil menghela napas). Ia bukan orang seperti itu. Kalau pun ia hendak membalas, tentu dengan caranya. Barangkali meniru Nelson Mandela dan ia akan berkata, “Tunggu saatnya!”

    Sekarang saya perhatikan, ceritanya tak lagi berapi – api. Menurutnya bagian dari upayanya memaafkan si psikopat dan kroni – kroninya adalah tak menjumpai mereka. Hidupnya damai dan pekerjaan barunya menggeliatkan kembali semangatnya.

    Tetapi bagian anehnya, tiba – tiba setelah sekian lama berlalu, anak – anaknya muncul kembali dalam kehidupan teman saya itu. Perasaannya jungkat – jungkit. Di dalam hatinya, pernah timbul ketakutan kehilangan anak – anaknya. Takut bilamana mereka ikut terhasut dan membencinya.  Takdir berkata lain. La haula wala quwata illa billah. Mereka datang dengan dengan keceriaan dan kebahagiaan yang menular. Mereka juga datang dengan permintaan khusus, yakni mengundang teman  saya menjenguk mereka ke sana! Ke tempat itu!

    Ia bungkam seribu bahasa di hadapan mereka. Mereka memang tak tahu apa – apa. Mereka tak tahu ekses undangan itu adalah bahwa ia harus menginjakkan kaki di sana! Bertemu si psikopat! Memberinya seuntai senyuman!

    Entah apa yang dipikirkankan. Pasti demi menyenangkan hati mereka, ia (malah) mengiyakan. Saya hanya bisa menepuk dahi mendengar itu. Gregetan. Kini ia terlibat hutang yang harus dibayar!

    Teman saya tercenung. Kami merenung.

    Ia bilang tak apa – apa. 

    Saya juga diam.

    Yang saya tahu tentangnya, ia orang yang menepati janji. Jika tiba waktu yang tepat, Insya Allah, teman saya akan bertandang. Semoga Allah melindunginya. Andai ini yang terbaik, semoga langkah kakinya diringankan. Semoga afeksinya terhadap anak – anaknya dan respek anak – anak padanya jadi jalan keluarnya buat hidupnya lebih berkah. Membentangkan jalan hidupnya agar berjalan lebih jauh.

    Selamat lebaran. Idul Fitri 1438 H. (R)

    AKU BERKISAR ANTARA MEREKA

  • Sabtu, 10 Juni 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Karya Chairil Anwar



    Aku berkisar antara mereka sejak terpaksa
    Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata

    pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda:
    kenyataan-kenyataan yang didapatnya.
    (bioskop Capitol putar film Amerika,
    lagu-lagu baru irama mereka berdansa)
    Kami pulang tidak kena apa-apa
    Sungguhpun Ajal macam rupa jadi tetangga
    Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota
    Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa.
    Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji
    juga
    Sendarkan tulang belulang pada lampu jalan saja,
    Sedang tahun gempita terus berkata.
    Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota.
    Ah hati mati dalam malam ada doa
    Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta
    mereka
    Semoga segala sypilis dan segala kusta
    (Sedikit lagi bertambah cerita bom atom pula)
    Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama
    Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa
    Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku
    pula.

    1949

    PERAJURIT JAGA MALAM

  • Senin, 08 Mei 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar




    pro Bahar + Rivai

    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
    Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
    bermata tajam,
    Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
    kepastian
    ada di sisiku selama kau menjaga daerah yang mati
    ini.

    Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…
    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu.

    Menonton Zakir Naik di Candrabaga

  • Senin, 17 April 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,
















  • Biografi 
        Zakir Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St. Peter's High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Tahun 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah atau proselitismeIslam 


    Safari 
         Cendekiawan muslim asal India Dr Zakir Naik akan melangsungkan safari dakwah di lima kota di Indonesia mulai 1-10 April 2017. "Dr Zakir Naik tidak akan bicara tentang hal-hal SARA, tapi ceramah biasa dan lebih banyak tentang ilmu pengetahuan," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Luar Negeri Muh Yudin Junaedi dalam silaturahmi Zakir Naik dengan MUI pusat di Jakarta, Jumat (31/3).  

        Safari dakwah dengan tajuk "Zakir Naik Visit Indonesia 2017" akan dimulai pada Ahad 2 April 2017 di Auditorium Universitas Pendidikan (UPI) Bandung dengan tema "Da'wah or Destruction" yang akan diikuti 10 ribu orang. 
     
        Selanjutnya pada Senin 3 April 2017 kuliah umum akan berlangsung di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada pukul 08.00-12.00 WIB dengan tema "Religius as anda Agen of Mercy and Peace" yang diikuti 15 ribu peserta. 

        Pada Selasa 4 April 2017, pukul 19.30-24.00 WIB kuliah umum tentang "Religion in Right Perspective" akan disampaikan di Lapangan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur dengan peserta 15 ribu orang.

         Kuliah umum akan berlanjut pada Sabtu, 8 April 2017 di Stadion Patriot Bekasi dengan tema "Similarity Between Islam and Christianity" dengan peserta sekitar 40 ribu orang pukul 19.30-24.00 WIB.

         Safari dakwah diakhiri di Auditorium Universitas Hasanuddin Makassar yang diikuti sekitar 10 ribu orang pada Senin 10 April 2017 pukul 08.00-12.00 WITA dengan tema "Quran and Modern Science: Compatible or Incompatible". Kegiatan tersebut tidak hanya akan diikuti muslim, tapi juga terbuka untuk semua kalangan. 


    Artikel Wa  
         Sebelum kedatangan Dr Zakir Naik, tayangan di Youtube dan media sosial lainnya menunjukkan betapa beliau bereputasi cemerlang. Kajiannya cerdas dan mendalam. dengan bahasa yang sederhana mampu menerangkan dengan jernih jawaban penanya. Berikut adalah kutipan artikel no name yang saya ambil dari grup wa.

         Dr. Zakir Naik mengungkapkan bahwa jumlah misionaris saat ini mencapai satu juta orang. Di antara mereka, ada yang tugasnya berkeliling untuk mendangkalkan aqidah umat Islam. Salah satu caranya, memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini. 

    Pertanyaan Pertama
    “Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firman Tuhan?” Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung menjawab,
    “Ya, disebutkan”
    “Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?” 

    Pertanyaan Kedua
    “Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”
    Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad”
    “Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam) disebutkan dalam Al Quran?”
    Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
    “Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” demikian pertanyaan misionaris berikutnya.


    Pertanyaan Ketiga
    “Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
    “Ya” “Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”
    “Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah”
    “Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?” 

    Pertanyaan Keempat
    “Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”
    “Ya”
    “Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”
    “Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak disebutkan mukjizat itu)
    “Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?”
    “Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa, dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati)
    “Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?” 

     Pertanyaan kelima
    “Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”
    “Meninggal”
    “Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih hidup?”
    “Masih hidup”
    “Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang masih hidup hingga sekarang?” 

         Pertanyaan-pertanyaan itu membuat banyak muslim yang tidak memahami Al Quran menjadi bingung. Namun, sebenarnya semuanya hanya pertanyaan licik misionaris. Jawabannya sudah ada dalam Al Quran. Jawaban atas Pertanyaan Misionaris (1) Di antara cara untuk mendangkalkan aqidah, bahkan sampai memurtadkan, misionaris menggunakan sejumlah pertanyaan. Dr Zakir Naik membeberkan lima pertanyaan utama yang biasa dipakai para misionaris. Berikut ini pertanyaan tersebut dan jawabannya: 

    Pertanyaan Pertama 
    “Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firman Tuhan?” 
    Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung menjawab, “Ya, disebutkan” 
    “Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?” 
    Jawaban atas Pertanyaan Pertama Al Quran memang mengatakan Injil adalah kitab Allah sebagaimana Taurat juga kitab Allah. 
    Al Quran membenarkan keduanya, sebagaimana tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 3.

    نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ 

    "Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” (QS. Ali Imran: 3) 

         Jadi Injil dibenarkan Al Quran sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Bukan berarti harus diikuti, sebagaimana Taurat juga dibenarkan sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya tetapi tidak untuk diikuti.Bahkan seharusnya, orang yang percaya pada Taurat dan Injil, mereka mengikuti Al Quran sebagaimana orang yang berpegang pada sesuatu akan mengikuti update terbaru dari sesuatu itu.

     يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آَمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا 

    “Hai orang-orang yang telah diberi Alkitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu...” (QS. An Nisa’: 47)

        Selain itu, Injil yang dibenarkan Al Quran adalah Injil yang otentik. Injil pada zaman Nabi Isa sebelum diubah oleh para pemalsu. Adapun Injil yang ada sekarang, telah beberapa kali mengalami perubahan, misalnya pada Persidangan Nicea pada tahun 325 M. Pada tahun 1881 dirilis Injil King James Version (KJV) yang merevisi beberapa hal yang dianggap bertentangan. Pada tahun 1952 dirilis Revised Standard Version (RSV) atas dasar ditemukannya beberapa cacat pada KJV. 

    Suasana di Stadion Menjelang Ceramah DZN


    Pertanyaan Kedua
        “Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?” Muslim yang tahu akan menjawab,
    “Lima kali. Empat kali dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad”
    “Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam) disebutkan dalam Al Quran?” Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
    “Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” demikian pertanyaan misionaris berikutnya. 

         Jawaban atas Pertanyaan Kedua Nabi Isa ‘alaihis salam memang disebutkan dalam Al Quran lebih banyak daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, penyebutan yang lebih banyak itu tidak menunjukkan siapa yang lebih besar atau lebih agung.
    Nabi Musa, bahkan disebutkan lebih banyak lagi. Nama Nabi Musa disebutkan sebanyak 124 kali dalam Al Quran di:
    • Surat Al Baqarah 13 kali
    • Surat Ali Imran 1 kali
    • Surat An Nisa’ 2 kali
    • Surat Al Maidah 3 kali
    • Surat Al An’am 2 kali
    • Surat Al A’raf 18 kali 
    • Surat Yusuf 7 kali 
    • Surat Hud 3 kali 
    • Surat Ibrahim 3 kali
    • Surat Al Isra’ 2 kali
    • Surat Al Kahfi 2 kali
    • Surat Maryam 1 kali 
    • Surat Thaha 16 kali
    • Surat AL Anbiya’ 1 kali
    • Surat Al Hajj 1 kali
    • Surat Al MU’minun 2 kali
    • Surat Asy Syu’ara’ 8 kali 
    • Surat An Naml 3 kali
    • Surat Al Qashash 17 kali
    • Surat AL Ankabut 1 kali
    • Surat As Sajdah 1 kali
    • Surat Al Ahzab 1 kali
    • Surat Ash Shafat 2 kali
    • Surat Ghafir 5 kali
    • Surat Fushilat 1 kali
    • Surat Az Zukhruf 1 kali
    • Surat AL Ahqaf 2 kali
    • Surat Adz Dzariyat 1 kali
    • Surat An Najm 1 kali
    • Surat Ash Shaf 1 kali
    • Surat An Naziat 1 kali.

         Nah, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian otomatis lebih agung, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Nabi Musa lebih agung daripada Nabi Isa? Bahkan, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian dianggap menjadi Tuhan, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Musa adalah Tuhan?

        Satu hal lagi, Al Quran hampir selalu menyebut Nabi Isa lengkap dengan bin Maryam. Hanya 4 kali nama Nabi Isa disebut sendirian tanpa bin Maryam yaitu Surat :
    • Ali Imran ayat 52
    • Ali Imran ayat 55
    • Ali Imran ayat 59
    • Az Zukhruf ayat 63
    Selebihnya selalu disebut Isa bin Maryam. Untuk menegaskan bahwa Isa adalah anak Maryam, bukan anak Tuhan sebagaimana klaim kaum Nasrani.

    Pertanyaan Ketiga
    “Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
    “Ya”
    “Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”
    “Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah”
    “Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?”

         Jawaban atas Pertanyaan Ketiga Nabi Isa memang tidak memiliki ayah. Namun, bukan berarti lebih hebat daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Apalagi jika kemudian dijadikan tuhan, sama sekali keliru. Sekarang saya tanya, mana yang lebih hebat, Isa yang lahir tanpa ayah atau Adam yang tanpa ayah dan tanpa ibu? Jika Isa lahir tanpa ayah kemudian dijadikan tuhan, seharusnya Adam lebih berhak untuk dijadikan tuhan karena tidak memiliki ayah dan tidak memiliki ibu.

    Al Quran menjelaskan penciptaan Isa dan Adam sebagai berikut:

     إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

    “Sesungguhnya misal (penciptaan Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seoang manusia), maka jadilah ia” (QS. Ali Imran: 59)

         Karena lahir tanpa ayah, orang Kristen juga menyebut Yesus anak Tuhan. Dalam Yohanes 6:67-69, Yesus disebut anak tuhan oleh Petrus. Karena disebut anak tuhan, lantas dituhankan. Padahal ada banyak orang yang disebut “anak Tuhan” dalam Injil. Adam adalah anak Tuhan, Efraim adalah anak Tuhan, Ezra adalah anak Tuhan. Semua orang yang dituntun Tuhan adalah anak-anak Tuhan.

        Jadi anak Tuhan adalah kata yang digunakan dalam Injil yang artinya seseorang yang mengikuti ajaran Tuhan.Jika orang Kristen masih ngotot menjadikan Yesus sebagai Tuhan, carilah di Injil pernyataan Yesus yang mengatakan “Akulah Tuhan” atau “Sembahlah aku.” Niscaya tidak akan pernah ketemu.

    Pertanyaan Keempat
    “Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”
    “Ya”
    “Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”
    “Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak disebutkan mukjizat itu)
    “Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?”
    “Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa, dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati)
    “Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?”
     Jawaban atas Pertanyaan Keempat Salah satu mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam adalah menghidupkan orang mati. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

     وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

    "Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (dia Isa berkata), "Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. Ali Imran: 49)

      Namun ingat, yang menghidupkan orang mati itu adalah Allah. Nabi Isa mengakuinya sendiri.Demikian pula dalam Injil, Yesus mengakui bahwa yang menghidupkan orang mati adalah Allah. Bukan dirinya. Sahabatku Lazarus mati, maka kembalikanlah ruh kepadanya Tuhan “.

       Allah memperkenankan doanya dan berfirman, “Mintalah, sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta”.

         Ketika Yesus menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. Aku tahu, bahwa engkau selalu mendengarkan aku” (Yohanes 11: 41-42)

       Lalu besar mana mukjizat Nabi Isa dengan mukjizat Nabi Muhammad? Jika dikatakan bahwa menghidupkan orang mati adalah mukjizat terbesar Nabi Isa, ternyata dalam Injil disebutkan ada lima orang yang bisa menghidupkan orang mati. Selain Nabi Isa (Yesus), mereka adalah Nabi Ilyas (Elia), Nabi Ilyasa (Elisa), Yehezkiel (seorang nabi di kalangan Nabi Israel menurut Injil), dan Petrus. Apakah dengan begitu, mereka semua juga dianggap sebagai Tuhan karena menurut Injil bisa menghidupkan orang mati? Sungguh lucu.

      Nah, berbeda dengan Nabi-Nabi sebelumnya yang mukjizatnya kadang serupa dengan Nabi yang lain, Rasulullah Muhammad memiliki banyak mukjizat dan yang terbesar adalah Al Qur’an. Jika mukjizat yang lain sudah tidak bisa dilihat lagi bekasnya, Al Quran tetap ada hingga hari kiamat. Dan Al Quran sendiri menantang siapapun di dunia ini untuk menandinginya, dan hingga saat ini tidak ada yang bisa menerima tantangan ini.

     وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

    Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 23-24)

        Anda berani menerima tantangan ini, Pak Misionaris?

    Pertanyaan Kelima
    “Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”
    “Meninggal” “Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih hidup?”
    “Masih hidup”
    “Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang masih hidup hingga sekarang?”
     Jawaban atas Pertanyaan Kelima Pertanyaan ini justru akan meruntuhkan doktrin terbesar Kristen. Dalam Al Quran memang dinyatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam tidak disalib. Yang disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa.

     وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

        Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. An Nisa’: 157)

         Jika orang Kristen mengatakan Yesus masih hidup, berarti yang disalib bukan Yesus. Sama seperti firman Allah dalam Al Quran tersebut. Namun jika Yesus tidak mati disalib, tidak ada konsep penebusan dosa sebagaimana yang dijadikan pijakan gereja saat ini.Jadi Anda meyakini yang mana? Yesus masih hidup karena tidak disalib atau Yesus mati disalib? Anda pasti akan bingung sendiri. Adapun pertanyaan siapa yang lebih hebat, orang yang meninggal atau orang yang masih hidup, bukanlah pertanyaan yang tepat. Anda masih hidup, Nabi Musa telah meninggal. Siapa yang lebih hebat? Khusus untuk Nabi Isa yang diangkat Allah dan nanti akan diturunkan menjelang hari kiamat, itu bukanlah kehebatan Nabi Isa atas Nabi Muhammad namun semata-mata atas kehendak Allah dalam rangka menegaskan kesalahan orang-orang yang menganggapnya sebagai Tuhan.

     لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ

    “Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlalu pendek), berkulit merah keputih-putihan, beliau memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak basah. Beliau akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah” (HR. Abu Daud; shahih)





    Ceramah di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi
         Baiklah, kini giliran saya melaporkan sudut pandang saya menghadiri ceramah dai asal India tersebut. Diawali dari perebutan tiket. Panitia telah mengatur sedemikian rupa agar peserta ceramah mendaftar tiket masuk secara online. Perkembangan informasi ini diperoleh via akun fb Zakir Naik Visit Indonesia 2017. Pendaftaran secara manual terpaksa dibatalkan karena keterbatasan waktu.

        Setiap kali menengok akun tersebut, saya kecele karena terlewat informasi waktu pembukaan pendaftaran menyaksikan ceramah di Bekasi untuk ke sekian kali. Hingga suatu pagi sehabis salat Subuh pada tanggal 3 April 2017, layar dinyalakan, akun fb ZNVI 2017 saya enter. Pengumuman menyatakan pembukaan dibuka sejak 30 menit lalu! Bergegaslah saya menyambungkan diri ke http://bekasi.zakirnaikvisit.id



     Di sana saya harus mengisi formulir:
    Nama               : ...
    No. Identitas    : ...
    Alamat             : ...
    e-mail              : ...
    No. Hp             : ...
    No. Hp kerabat: ... ...
    dan klik!

        Usai mengisi dan keluar dari link pendaftaran, barulah saya rasakan kesempatan langka ini. Kawan dan kerabat yang coba saya daftarkan selalu mental. Padahal mengisi formulir itu cuma dibutuhkan waktu sekitar lima menit, namun alhasil di luar saya orang lain sama antusiasnya untuk menyaksikan acara sehingga tiap kali menyelesaikan isian, sudah ada 100an orang mendapat keberuntungan tiket. Terutama, ketika waktu menunjukkan pukul 06.30.Perebutan itu terasa menggila. Kuota untuk 2000 undangan dalam 1 jam pun ludes.

        Pada hari – hari berikutnya, saya mendapat konfirmasi keikutsertaan dari panitia via e-mail. Pada h min 1 panitia juga memberikan tiket masuk berupa sms yg nanti harus ditunjukkan ke penjaga pintu. Media patner untuk acara ini adalah Radio Dakta, Bekasi. Dari laporan pandangan mata dan reportase para penyiarnya semakin menggeloralah hati saya. Walaupun, sendirian tak menyurutkan niat saya mendapat ilmu dari dr. Zakir Naik.

        



























         Satu jam sebelum maghrib saya sudah tiba di lokasi. Memasuki stadion berkapasitas 300.000 orang saya dapati: Lalu lintas, lancar. Antrian, tertib. Lokasi, bersih dan kinclong. Keamanan, ketat Para pengaman, tidak sangar

         Protokoler acara :
    18.30-19.10 speech by Fariq Naik
    19.10-19.15 adzan Isya
    19.15-19.45 salat Isya
    19.45-19.50 tvc DZN
    19.50-19.55 DZN entrance
    19.55-21.30 DZN speech
    21.30-23.30 quetion and answer
    23.30-23.45 closing program

         Bilamana belum berkesempatan datang langsung, masyarakat dapat menyaksikan secara live di SalingSapa TV Link livestreamingnya s.id/ZakirNaik

         Adapun layar lebar yang pasang di dalam stadion tidak berfungsi dengan baik, kecuali sebagai pajangan. Para penonton yang berada jauh dari layar hanya melihat sang dai bagai setitik semut di seberang. Kendati kami dapat mendengar suara beliau dengan baik yang berbahasa Inggris logat India. Malam itu, dr. Zakir Naik berhasil membimbing 19 orang membaca dua kalimat syahadat.

        Alhamdulillah acara berlangsung lancar dan aman. Momen itu selalu membuat haru tiap orang yang menyaksikan. In syaa Allah, dengan ini salah satu cara menguatkan ketakwaan dan mengekalkan ukhuwah Islamiah. (R)



    Sumber :
    http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/03/31/onojdn313-ini-jadwal-safari-dakwah-zakir-naik-di-indonesia
    https://id.wikipedia.org/wiki/Zakir_Naik
    Tarbiyah whatsapp

    INA MIA

  • Senin, 10 April 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,


  • Karya Chairil Anwar



    Terbaring di rangkuman pagi
    - hari baru jadi-
    Ina Mia mencari
    hati impi,
    Teraba Ina Mia
    kulit harapan belaka
    Ina Mia
    menarik napas panjang
    di tepi jurang
    napsu
    yang sudah lepas terhembus,
    antara daun-daunan mengelabu
    kabut cinta lama, cinta hilang
    Terasa gentar sejenak
    Ina Mia menekan tapak di hijau rumput,
    Angin ikut
    - dayang penghabisan yang mengipas -
    Berpaling
    kelihatan seorang serdadu mempercepat langkah di
    tekongan.

    1948

    SIA-SIA

  • Senin, 13 Maret 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Karya Chairil Anwar



    Penghabisan kali itu kau datang
    Membawaku kembang berkarang
    Mawar merah dan melati putih
    Darah dan Suci
    Kau tebarkan depanku
    Serta pandang yang memastikan: untukmu.

    Lalu kita sama termangu
    Saling bertanya: apakah ini?
    Cinta? Kita berdua tak mengerti

    Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri

    Ah! Hatiku yang tak mau memberi
    Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

    Februari 1943

    DALAM KERETA

  • Senin, 13 Februari 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,




  • Karya Chairil Anwar



    Dalam kereta.
    Hujan menebal jendela

    Semarang, Solo…, makin dekat saja
    Menangkup senja.

    Menguak purnama.
    Caya menyayat mulut dan mata.
    Menjengking kereta. Menjengking jiwa,

    Sayatan terus ke dada


    15 Maret 1944

    AKU

  • Senin, 09 Januari 2017
  • rani nuralam
  • Label: ,






  • karya Chairil Anwar



    Kalau sampai waktuku
    'Ku mau tak seorang 'kan merayu
    Tidak juga kau

    Tak perlu sedu-sedan itu
    Aku ini binatang jalan
    Dari kumpulannya terbuang

    Biar peluru menembus kulitku
    Aku tetap meradang menerjang

    Luka dan bisa kubawa berlari
    Berlari
    Hingga hilang pedih peri

    Dan aku akan lebih tidak perduli

    Aku mau hidup seribu tahun lagi




    10 Desember 1945
    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint