Senin, 05 November 2012
Sabit Merah
Dua pasang mata dalam gelap, membunuh hati dan rasa
- Kini hanya sebagian dari kita yang masih ada, tidak lagi bulat.
itu keindahan seperti sabit di malam hitam
- Ya .. alam kita hitam
Bukan, alam kita terang, merah menerawang
- Ya .. sabit kita merah, karena hadir di darah – darah kita
Paginya dua mayat tidur dengan mata terbuka
orang – orang lalu lalang di depannya
anak – anak tertawa sambil melompat – lompat di atas perut meraka.
Seorang imam hanya menitiskan setetes air mata, Kemudian lalu
dari tubuh yang sia – sia, karena mati oleh rasa yang terbunuh bukan
lagi drama yang bisa menarik rasa.
Malam kedua setelah mayat berbau busuk
lewat seorang penyair, menarik darah-darah mereka yang telah membeku
di langit … bulan tidak lagi bulat
Haidar Faisal, 1988