Pagi tadi otak saya terasa buntu. Padahal pengen curhat banyak. Gara - garanya, bangun kesiangan! Sulit sekali suasana hati diubah. Tapi setelah itu, tahu – tahu sel – sel kelabu otak saya langsung menyala. Berubah putih benderangan. Susah – susah cari inspirasi, rupanya cuma butuh satu hal. Satu hal itu asalnya dari satu orang tertentu saja. Siapa pun bisa jadi sumber inspirasi sebenarnya, tapi padanya ini memang pengecualian – orang yang paling menyebalkan seantero dunia, sebabnya. Haha. Andai kalian tahu, sebetulnya apa yang hendak saya kerjakan, dan yang sedang dia kerjakan sama sekali berbeda. Tapi feelingnya, langsung touché. Aneh tapi nyata. Sumbat di otak saya rontok seketika dan ide – ide itu mengalir bagai air.
Saya maunya cerita macam-macam. Tapi malu juga dianggap lebay. Sekarang saya bicara buku saja. Saya suka buku. Novel terjemahan, favorit saya. Ketularan kakak tertua. Punya kakak yang doyan baca, jadi keberuntungan buat saya. Hampir setiap kali ia datang, ada saja buku yang dilimpahkan buat saya. Kontainer buku – bukunya ibarat harta karun emas berlian. Pinjam buku padanya pun tidak terbatas waktu atau kena denda.
Koleksi buku kami lumayan banyak. Gabungan dari beberapa anggota keluarga. Perpustakaan keluarga kami kecil, tapi interiornya didesain sedemikian rupa sehingga – seperti kata pembantu saya – mirip kamar pengantin. Hahaha. Apanya yang mirip? Wong tak ada rumbai – rumbai kok! Nyaman, tentu saja.
The thicker, the better. Buku paling tebal yang saya baca judulnya, The Historian. Karena itu secara otomatis saya paling senang buku tebal. Kenikmatannya tak tertandingi. Pengetahuan yang disampaikan mendalam dan baik penggambaran maupun ulasannya tuntas. Banyak juga buku yang kurang dari 200 halaman, dapat jempol. Meskipun sederhana, tapi pas takarannya. Ibarat makanan, buku itu dilahap tandas dan penuh kenikmatan. Tapi mendapatkan buku yang begini, susah – susah gampang.
Don’t judge a book by its cover. Banyak buku yang pada bagian judul terlihat sangat puitis. Kaver pun ditata menarik. Saya hanya bisa menabahkan diri saat membaca buku yang judulnya puitis dan kavernya menarik itu, tetapi isinya tidak sebanding. Tadinya saya berharap ada kejutan di tengah – tengah tulisan, nyatanya tidak! Dua kali terkecoh. Ckckck! Begitulah rasa kesal yang dirasakan waktu sampai tengah – tengah buku, dan daripada menghabiskan waktu percuma lebih baik ganti buku lain.
Sekarang saya hendak baca Perang Salib, buku setebal 808 halaman, pemenang King Faizal International Prize. Sepertinya ini buku bagus. Saya sudah menyiapkan buku ini di urutan pertama bacaan. Karena terpengaruh sosok inspirasional tadi pagi muncul pikiran kriminal untuk bolos selama dua hari buat baca buku, makan, dan minum doang. Halah! Halah! Hmmmm, ini memang buku yang menarik! Idenya itu pun tak biasa. Nekad nggak yaaaa…. Hmmmm! …. Hihi… . Merdekah!: ) (Q)