20 Juni 1930
Sahabatku yang baik,
Saat ini aku tidak punya siapa pun di dunia ini untuk kuajak bicara, dan aku sekarang duduk sendirian dengan pena di tangan, berharap kau ada, khususnya, menemaniku di sini – kau akan dipenuhi rasa terpesona yang lembut, seperti biasa, melihat pemandangan yang kunikmati sekarang ini. Aku sendiri dipenuhi rasa hampir tidak percaya hari ini – kau pun pasti akan begini kalau bisa melihat sendiri apa yang kulihat – di kereta api, tapi itu saja tidak akan banyak memberi petunjuk bagimu. Kereta api ini berjalan menuju Bukarest. Hebat sekali, begitulah seakan kudengar kau berkata di sela – sela peluit kereta. Tapi itu benar. Aku tidak berencana pergi ke sini, tapi sesuatu yang luar biasa membawaku ke mari. Aku berada di Istanbul sampai beberapa hari yang lalu, melakukan riset kecil yang tidak pernah kuceritakan pada siapa pun, dan di sana kutemukan sesuatu yang membuatku ingin datang ke sini. Bukannya ingin, persisnya; lebih tepat kalau kusebut aku sangat takut, tapi merasa terdorong. Kau orang yang sangat rasional – kau tak akan peduli sedikit pun mengenai hal – hal itu, tapi aku sungguh berharap memiliki otak seperti otakmu dalam perjalanan ini; aku akan membutuhkan setiap notkah otakku dan itu pun mungkin belum cukup untuk menemukan apa yang kucari.
… .
Sahabatmu,
Bartholomew Rossi
The Historian, Elizabeth Kostova, hal. 447