Hikayat Aradea
Menyerupai hewan pengerat
seseorang berdiam dalam kepalaku
dipecahkannya pembuluh darahku sehingga
otakku tergenang dalam darah. Sejak itu
aku selalu tidur sambil mendengar
suara –suara yang menggema
dari dalam tanah
Tengah hari aku berjalan di atas air
bayang awan seperti lelehan sperma di gaun
biru seorang perempuan yang pendiam. Daun –daun
merah memandang jauh ke dalam mataku,merogoh
pikiranku, mencari-cari seseorang yang bersembunyi
ke dalam kepala dan ginjalku
Malam hari jantungku berwarna ungu
seluruh suara menggema dari dalam tubuhku
suara yang menjelma nyanyian perempuan bergaun
biru. Mendorong mesin cuci darah,kudatangi gedung
pertunjukan. Menyelinap dan berdiam dalam sebuah
adegan. Tepat ketika seorang penonton keluar
dari dalam tubuhku…
Ahda Imran, 2013
:)
Daftar Isi 2019
Arsip
-
►
2011
(26)
- Mei (3)
- Juni (4)
- Juli (4)
- Agustus (2)
- September (4)
- Oktober (3)
- November (3)
- Desember (3)
-
►
2012
(32)
- Januari (2)
- Februari (3)
- Maret (3)
- April (2)
- Mei (3)
- Juni (4)
- Juli (3)
- Agustus (2)
- September (3)
- Oktober (3)
- November (1)
- Desember (3)
-
►
2013
(28)
- Januari (2)
- Februari (3)
- Maret (3)
- April (3)
- Mei (2)
- Juni (3)
- Juli (1)
- Agustus (2)
- September (1)
- Oktober (3)
- November (3)
- Desember (2)
-
▼
2014
(23)
- Januari (2)
- Februari (1)
- Maret (2)
- April (2)
- Mei (3)
- Juni (2)
- Juli (2)
- Agustus (3)
- September (2)
- Oktober (2)
- November (1)
- Desember (1)
-
►
2015
(26)
- Januari (2)
- Februari (3)
- Maret (3)
- April (3)
- Mei (3)
- Juni (2)
- Juli (1)
- Agustus (1)
- September (1)
- Oktober (2)
- November (3)
- Desember (2)
-
►
2016
(14)
- Januari (2)
- Februari (1)
- Maret (1)
- April (1)
- Mei (1)
- Juni (1)
- Juli (1)
- Agustus (1)
- September (2)
- Oktober (1)
- November (1)
- Desember (1)