1. Khadijah, Ketika Rahasia Mim Tersingkap
Novel sejarah itu, memukau. Pembaca tidak saja mendapat katarsis kehidupan, tetapi menerima sajian data. Sebagaimana perkataan Tasaro GK, saya jadi belajar mencintai Bunda Khadijah secara revolusioner pula. Pemahaman revolusioner kami mungkin berbeda. Karena memasuki dunia Khadijah, Ketika Rahasia Mim Tersingkap saya sedikit ngeri atas persepsi sang penulis, Sibel Eraslan atas bunda kita, Khadijah, seorang istri tokoh dunia sepanjang masa, Rasulullah SAW. Tidak ada detail merusak, justru kehidupan dan kecantikan hati wanita agung itu direkonstruksi dengan indah dan penuh hormat. Untuk mencapai tingkat ini atau saat menggambarkan tokoh sepenting itu perlu riset mendalam dan seorang berhati bersih.
Waktu akhirnya saya berhenti “berpikir” dan berharap memperoleh data lebih banyak dan menikmati alur cerita dalam buku itu, saya dapatkan pelajaran yang berharga dan temukan bahwa kandungan dalam buku ini sangat romantis. Novel ini mampu melayangkan angan untuk memiliki kasih sayang dan cinta pendamping hidup yang akan menghapus semua kelelahan dan kekhawatiran dalam hidup; memiliki seseorang yang membuat dirinya bangkit dan bersemangat kembali; mempunyai suami yang wajahnya menyiratkan surga; menghubungkan hidupnya dengan kehidupan suaminya; memperbanyak cinta dan hanya diberikan kepada suaminya. Segalanya itu hanya bisa tercapai manakala sang pria merasa kasih sayang istrinya adalah kerajaan buatnya dan berlaku timbal balik . Mereka saling melengkapi.
Lalu, saya sadari kemudian, ekspektasi saya atas cerita cinta ini sangat besar. Biarpun happy ending, tetapi sampai tahap ini rasanya seperti baru mencicipi hidangan pembuka. Saya berharap buku ini dua kali lipat – bahkan tiga kali lipat – tebalnya, dan seandainya buku itu menjadi bengkak pasti saya akan baca berulang kali juga.
Eraslan, Sibel. Khadijah, Ketika Rahasia Mim Tersingkap. 2013. Depok : Kaysa Media.
2. Born to Be Genius
Saya sudah pernah baca buku ini beberapa tahun yang lalu, namun entah mengapa saya bisa sama sekali lupa. Rasanya seolah - olah baru pertama kali membaca buku ini. Yang menjadikannya istimewa karena saat ini saya sedang sangat perlu membaca buku semacam ini dan empunya kitab tahu – tahu menyodorkan kembali buku karangan Adi W Gunawan ini.
Dalam Born to Be Genius, tuturannya santai, tapi bernas. Isinya tentang penerapan pendidikan yang tepat sesuai kepribadian anak. Buku ini sangat menginspirasi. Banyak hal baru dalam buku ini yang sangat berguna untuk diterapkan buat anak – anak. Beberapa hal yang kerap saya pertanyakan sebelumnya terjawab di buku ini.
Ada buku yang semakin tebal, semakin baik, tetapi buku 253 halaman ini bagi saya sudah terasa cukup. Saya seperti menikmati hidangan lezat aneka rasa. Menyantap tanpa perlu sampai kekenyangan, dan cuma dengan 1/3 volume yang memenuhi perut saya, saya sudah merasa puas dan mendapat gizi lebih.
Gunawan, Adi W. Born to Be Genius. 2004. Jakarta : P.T. Gramedia Pustaka Utama. (Q)