oleh Lan Fang
sudah berapa malam kau tak berkunjung. pasti kau sedang sibuk.
maka, mataku tak bertabir gula. rupanya kau meneropong bintang.
tolong, ambilkan satu saja untukku. biarkan yang lain, sayang.
sebab di plafon, para tikus berpesta sampai gaduh. gludak gluduk.
“kenapa tak menyukai mereka? maaf, bila tak berkenan,” kau selalu sopan.
aku hanya cemas : apakah tikus-tikus bisa dijadikan sonet yang rupawan?
mereka hanya kusir kereta labu Cinderella, pengerat kayu yang berisik sekali.
di mana akan kau sematkan sebiji bintang itu? di rambut atau di jantung hati?
telah kurangkai kembang setaman. sebab banyak rahasia yang kita simpan.
semua hanya untukmu. sebab bertambah malam mata harus semakin awas.
abrakadabra! ingin kumusnahkan kutuk itu agar kita tidak berbeda pikiran.
kini jangan marah bila kutarik empat larik. kau nafas yang tak akan kulepas.
sekarang aku (ingin) merebahi pundakmu. ciumlah mataku.
kelopak dan bulumataku. kau akan menemukan banyak sonet di situ.
sudah berapa malam kau tak berkunjung. pasti kau sedang sibuk.
maka, mataku tak bertabir gula. rupanya kau meneropong bintang.
tolong, ambilkan satu saja untukku. biarkan yang lain, sayang.
sebab di plafon, para tikus berpesta sampai gaduh. gludak gluduk.
“kenapa tak menyukai mereka? maaf, bila tak berkenan,” kau selalu sopan.
aku hanya cemas : apakah tikus-tikus bisa dijadikan sonet yang rupawan?
mereka hanya kusir kereta labu Cinderella, pengerat kayu yang berisik sekali.
di mana akan kau sematkan sebiji bintang itu? di rambut atau di jantung hati?
telah kurangkai kembang setaman. sebab banyak rahasia yang kita simpan.
semua hanya untukmu. sebab bertambah malam mata harus semakin awas.
abrakadabra! ingin kumusnahkan kutuk itu agar kita tidak berbeda pikiran.
kini jangan marah bila kutarik empat larik. kau nafas yang tak akan kulepas.
sekarang aku (ingin) merebahi pundakmu. ciumlah mataku.
kelopak dan bulumataku. kau akan menemukan banyak sonet di situ.