Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Telur Bebek dan Leher

  • Minggu, 08 Desember 2019
  • rani nuralam
  • Label: ,
  • Karya
    Mardi Luhung



    Ada amsal tentang kenangan awal. Kenangan pada jajaran rumah yang berubin tebal dan bertembok tinggi. Serta patung kilin yang bersiaga di tempat ibadah. Patung kilin yang menyimpan wujud mustika di delapan-belas bagian tubuhnya. Juga tentang telur-telur bebek yang tergeletak di sepanjang got kering sebelah trotoar. Telur-telur bebek yang dipunguti oleh tangan si kanak. Tangan yang kini telah dewasa. Yang diam-diam juga ingin memetik matahari sebelum lingsir. Atau mewarnai kulit delima agar tetap merona. Semerona ibu yang telah jadi bidadari. Bidadari yang setiap bersedih, berziarah ke makam Tuan Maulana. Dengan air mata berlinang. Juga dengan kerudung yang berjuntai menawan.

    Dan ada amsal tentang kenangan berikutnya. Kenangan pada aroma yang memberat. seberat napas yang membau sengak. Yang mengingatkan bau asap yang mengepul dari sekian cerobong. Sekian cerobong, yang jika gerhana tiba, bergerak dan berjalan tegap. Seperti seregu sedadu yang berbaris-baris. Berderap. Berderap. Berderap. Dan sesekali memeragakan kerancakan jalan di tempat. Kerancakan yang membuat permukaan pantai jadi bergoyang. Sampai tiga ikan buntal yang berenang, pun seketika membuntalkan perutnya. Sebab menganggap, ada musuh yang akan menyergap. Musuh yang mungkin terang. Mungkin gelap. Atau malah mungkin samar. Tapi amat dekat. Sedekat urat leher.  (Gresik, 2016)





    Requiem After Rain

  • Minggu, 10 November 2019
  • rani nuralam
  • Label: ,
  • Karya
    Amien Kamiel


    Aku bukan lagi menjadi diriku yang dulu sejak tersambar petir. Mereka bilang ketika berpapasan denganku orang orang seringkali merasakan sengatan lebah di sekujur tubuhnya. Bahkan ada juga yang bilang setiap kali hujan deras memukul atap kota dan aku melintas di jalan raya, tubuhku tembus pandang bagai kaca serta mengeluarkan semburan uap asap perak melalui pori-pori.

    Aku bukan lagi menjadi diriku yang dulu sejak tersambar petir. Setelah kejadian itu, aku seringkali mengalami kejadian aneh, sedikit pelupa namun kadangkala terjadi ledakan di otakku yang menyebabkan muncul serpihan halaman kesedihan Einstein dan kerapuhan Stephen Hawking juga hadir menjelma dalam simpul syaraf simpatetik, lantas muncul percikan pijar magnet Thomas Alfa Edison, seketika menimbulkan gelombang elektromagnetik serta menjelma sihir listrik pijar bla bla bla dan yang pasti ….

    Pengabdian Cinta

  • Minggu, 13 Oktober 2019
  • rani nuralam
  • Label: ,
  • Karya
    Jibril jundallah ( Gatra Aksara)



    Redam malam berpaham rindu
    Magis terintis melapis kalbu
    Terjang usang gelombang waktu
    Nikmat memikat tersayat syahdu.

    Dalam nilam merajam restu.
    Manis miris bergamis madu.
    Halang hilang terlekang ramu
    Gurat ma'rifat berhayat satu.

    Hatiku,.
    Layu
    Samar memilu
    Ingin kembali kepada-mu.

    Cinta.
    Bercahaya.
    Mengurung nafsu dalam keranda.
    Berkilau warna azka, menerangi gulita rongga di jiwa.

    Asmara,.
    Memeluk pusara.
    Hadirkan dirimu selamanya.
    Hapus kisah derita

    Sunting duka menjadi permata.
    Kemanapun pandang retinaku kan melesat menerbitkan bayang-bayang orbit fajar kelopak mayang akan rahmat kasih sayang-mu, Niscaya tiada nampak antak-berantak khalayak noktah-noktah tumpul singgah berhias anggun di ranah cermin panorama alam semesta yang memburamkan wajah tulus kesucian cinta, Selama asma maha kuasa kan tetap kekal bertahta melekat kepada Dzat yang maha cinta, Maha rindu kepada hamba-hambanya.
    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint