Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Aku Berangkat Naik Pesawat

  • Senin, 10 September 2012
  • rani nuralam
  • Label: ,

  • 1. Tiket

    SEHARUSNYA, di situ tertulis namamu, di kolom tujuan itu.
    Apa aku harus peduli pada nama kota dan bandar udara?

    Seharusnya, di situ tercantum alasan keberangkatanku:
    Pulang menemui kamu, karena Rindu. "Ulangi kata itu, sepenuh
    yang bisa ditampung di ruang kosong, di kertas tiketku,"
    aku akan berkata begitu, kepada petugas pencatat itu.

    2. Bagasi

    TAK akan kuserahkan ini pada petugas yang serampangan.

    Ranselku ini akan kupeluk saja di sepanjang penerbangan.
    "Ini Rindu yang tak kemas. Rindu yang membuat aku cemas.
    Ada banyak yang tak tertangkap. Ini Rindu yang tak lengkap,"
    aku akan berkata begitu, nanti sesampai aku pada engkau.

    Tak akan kubiarkan apa yang sesak ini tercecer sembarangan.


    3. Ruang Tunggu

    AKU mencemaskan engkau. Bandara di negeri ini tak adil.
    Tak pernah ada ruang tunggu yang baik untuk penjemput.

    Aku mencemaskan aku. Rindu di hati ini juga tak pernah adil.
    Tak pernah ada waktu tunggu cukup, untuk sebentar sabar.


    4. Pintu Darurat

    KENAPA pramugari itu selalu saja, seperti menyuruh cemas?

    Aku sudah sangat tahu di mana dan bagaimana membuka
    empat pintu darurat, memakai jaket keselamatan, memasang
    dan melepas sabuk pengaman. Aku sudah sangat cemas sejak
    membeli tiket yang kusebutkan di bait nomor satu. Tiket yang di
    situ ingin kutulis sendiri namaku, tanggal dan jam penerbangan,
    dan alasan-alasan kenapa engkau sebegitu parah kurindukan.


    hasan aspahani, 22 Januari 2010
    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint