Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Abstraksi Tiga Detik

  • Senin, 13 Mei 2013
  • rani nuralam
  • Label: ,



  • Tiga detik saja, katanya, itu sudah cukup
    Lalu kaupun membayangkan
    Mata yang terpejam senyaman bayi terlelap
    Wajah teduh sedamai tetirah di bukit rumput
    Senyum  tipis laksana mega yang melintas di leher gunung
    Raga yang lega sepasrah bunga yang diantar sungai ke lautan
    Sehabis terlunasi rindu tahun-tahun yang berlalu
    Di suatu malam sahdu yang agak remang
    Dengan sebuah kecupan lembut

    Cukup tiga detik, tak perlu lebih
    Karena di dadamu rindu sudah berkobar
    Karena di kepalamu angan sudah bertumpuk
    Karena di bibirmu kata-kata hendak keluar berebut
    Tinggal meletus seperti lava panas Gunung Sinabung
    Yang membasuh lereng dan dataran kampungmu

    Cuma tiga detik?
    Manalah mungkin
    Dia telah menanti sejak lama
    Sementara di seberang sana
    Sejak tadi kau hanya mematut-matut,
    Jemarimu di meja mengetuk-ngetuk pertanda ragu
    Memandang mata hanya sesekali
    Bahkan mengajakan pun tak berani

    Perlu berapa lama
    Agar kau patahkan pohon di hutannya
    Agar kau basahi danau impiannya
    Agar tereguk obsesi yang terus mengusik?

    Mengapa terus menduga-duga
    Sedang detik telah menjadi menit, menjadi hari, menjadi bulan
    Menjadi tahun, menjadi abad
    Dan kau terperangkap
    Tanpa tahu jawaban sebenarnya


    Hendry Ch Bangun, 5 September 2010 jam 14:19

    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint