Karya
Hanna Francisca
Kecipir tumbuh di pagar, belimbing manis
di tangan gadis. Langit sore turun di dahan,
pohon manggis memanggil angin.
Ada capung bersayap emas, terbang serentak
dari ujung rumputan. Ilalang berbisik meniupkan sunyi,
pada telapak gadis yang kini menangis.
“Pakailah sandalmu, sayang,
sebelum ayahmu pulang.”
Ia menatap ke kejauhan, sayap elang mengitari padang,
menembus bukit di atas awan
mencari mangsa yang kesepian.
“Apakah elang jantan selalu terbang
tak pernah pulang?”
Langit sore kini temaram,
gadis melangkah menuju malam.
Ilalang berbisik bersama dahan,
memandang gadis di ujung jalan.
Singkawang, 2016
Hanna Francisca
Kecipir tumbuh di pagar, belimbing manis
di tangan gadis. Langit sore turun di dahan,
pohon manggis memanggil angin.
Ada capung bersayap emas, terbang serentak
dari ujung rumputan. Ilalang berbisik meniupkan sunyi,
pada telapak gadis yang kini menangis.
“Pakailah sandalmu, sayang,
sebelum ayahmu pulang.”
Ia menatap ke kejauhan, sayap elang mengitari padang,
menembus bukit di atas awan
mencari mangsa yang kesepian.
“Apakah elang jantan selalu terbang
tak pernah pulang?”
Langit sore kini temaram,
gadis melangkah menuju malam.
Ilalang berbisik bersama dahan,
memandang gadis di ujung jalan.
Singkawang, 2016