Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Bermain Hujan

  • Kamis, 07 Juli 2011
  • rani nuralam
  • Label: ,
  • Pada mulanya hujan itu hanya ada di dalam mimpiku,
    di dalam tidurku, di sepasang mataku yang terpejam.

    Kemudian hujan itu jatuh cinta kepada sepasang mataku
    yang tidak tidur. Aku selalu menemukan bebulu mataku
    basah bagai embun di rerumputan, di pagi dan sore hari

    Kemudian hujan itu jatuh cinta juga kepada tubuhku.
    Hujan senang sekali menyiram-memandikan tubuhku.
    Tubuhku tiba - tiba saja memiliki sebuah kamar mandi
    dengan sebuah kolam yang selalu penuh dengan hujan.

    Kemudian hujan itu jatuh cinta kepada tempat tidurku,
    kepada kamarku, juga rumahku. Rumahku penuh hujan.
    Aku melihat lemari, kursi dan meja, pakaian, buku - buku,
    dan kenanganku berenang - renang di genangan hujan.

    Kemudian hujan jatuh cinta kepada halaman rumahku.
    Hujan menenggelamkan pohon - pohon dan bunga - bunga
    yang pernah ditanam di taman itu. Aku melihat tangkai
    dan bangkai bunga mengapung - ngapung di depan rumahku.

    Kemudian hujan itu juga jatuh cinta kepada jalan raya
    Aku menyaksikan hujan itu berjalan seperti kendaraan
    di atasnya. Aku tak tahu akan berjalan menuju ke mana.

    Engkau tahu? Aku selalu membayangkan hujan itu singgah
    di halaman rumahmu, mengetuk - ngetuk pintu rumahmu,
    mendesak masuk ke kamarmu, naik ke tempat tidurmu,
    merasuk ke tubuhmu, dan jatuh cinta kepada matamu.

    Aku selalu berdoa, di dalam tidurmu, di dalam mimpimu,
    sepasang matamu yang terpejam melihat aku dan hujan,
    melihat aku bermain hujan, bermain hujan sendirian.
    Dan engkau ingin sekali menemani aku bermain hujan.

    M. Aan Mansyur, 2008
    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint