Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Kane and Abel

  • Senin, 18 Juni 2012
  • rani nuralam
  • Label: ,

  • Buku

    Kane & Abel adalah sebuah novel yang ditulis Jeffry Archer dan terbit pertama kali tahun 1979 di  Inggris. Sekitar tahun 1986 khayalak Indonesia disajikan cerita itu dalam bentuk cerita bersambung di Kompas. Penerjemahnya bernama Joko Raswono. Biar telah diterjemahkan, novel itu tidak diterbitkan di sini, tapi saya masih menyimpan klipingnya. Warna kertasnya sudah tua dan coklat, sekilas mirip naskah tua yang rapuh. Biar begitu, tiap kali membacanya tiba – tiba diri saya sudah tenggelam, tak terpengaruh kualitas kertas.

    Saya baru kelas satu SMP ketika itu. Kane dan Abel adalah cerita pertama yang saya baca dengan perspektif yang berbeda. Oleh karena,  bacaan yang biasanya dilahap : Lima Sekawan, Sapta Siaga, Tintin, Lucky Luke, Binky, Tanguy & Laverdure, Arad dan Maya, Nina, Asterix, Majalah Bobo, Cergam Mimin dan Bhatarayuda. Semua cerita itu bergambar dan mengambil sudut pandang anak – anak dan remaja tanggung.

    Sebagai anak ingusan saya sudah terpikat dengan jalinan cerita yang rumit, namun memukau itu. Sang penulis terlihat piawai dalam menulis. Di dalam benak saya alur cerita dalam novel itu bagai kepang gadis kecil yang saling silang tapi akhirnya bertaut di ujung kunciran, dengan pita. Sungguh menarik membaca kehidupan tentang dua orang yang bersisian di dua lokasi yang berbeda. Terkadang mereka berhenti di sebuah titik entah sebagai lawan atau kawan.

    Paralel

    Cerita Kane and Abel bermula sejak dua tokoh utama lahir. Abel lahir di Benua Eropa, sedangkan Kane lahir di Benua Amerika. Pada usia belia, keduanya sudah ditinggal mati orang – orang yang mereka cintai. Ketika dewasa mereka sama – sama menamakan anak – anak pertama mereka  dengan nama para mendiang.

    Perjuangan hidup mengantar Abel menginjakkan kakinya di Amerika. Dalam perjalanannya kemudian, masalah keuangan perusahaannya menyeretnya terlibat dengan bank dimana Kane bekerja.  Pihak bank tidak mau memberi modal tambahan kepada pihak hotel di masa resesi ekonomi akhir tahun 20an itu. Abel menyalahkan Kane atas kematian direktur utama hotelnya. Pada saat bersamaan, Boston , 4 Februari 1930 Kane memberi bantuan finansial untuk menyokong usaha perhotelan Abel secara rahasia. Tapi sudah kepalang tanggung, Abel “yang buta” mulai menaruh kebencian pada Kane.

    Dalam kurun dua puluh lima tahun permusuhan itu, ada suatu masa mereka malah saling membantu. Tanpa pamrih.  Tanpa pernah mengenal satu sama lain, misalnya: Jerman 1945 dalam Perang Dunia Kedua Kolonel Abel Rosnovski menyelamatkan Kapten William Kane yang tubuhnya penuh balutan perban.

    Namun, mereka tidak tahu. Mereka tetap “berperang”. Hingga pada akhirnya Abel berhasil menggulingkan Kane dari jabatan presiden diretur di Bank Lester. Kemenangan gemilang yang justru tidak dinikmati Abel.  Sementara bagi Kane kejadian itu tidak dipungkiri sangat memukul.  “Saya telah dibuang keluar bankku sendiri,” tangisnya. “Dewanku sendiri tidak lagi mempercayaiku. …”

    Penyesalan

    Membaca itu di usia tiga belas tahunan sungguh membuat saya resah atas nasib Kane dan geregetan dengan ulah Abel. Seharusnya nasib tragis para tokoh itu tidak usah terjadi supaya hidup tokoh – tokoh itu tetap harmonis. Inginnya nama investor anonim yang membantu keuangan Abel dikuak oleh si pembawa rahasia. Namun tahu apa saya? Jeffry Archer, sang penulis membiarkan si pembawa rahasia dibebani kode etik perusahaannya untuk tutup mulut dan jadi penonton atas permusuhan Kane dan Abel yang semakin lama semakin penuh kebencian dan menghancurkan.

    Tapi dipikir – pikir bila jalinan cerita tidak diatur begitu sebagai anak bau kencur saya mungkin tidak terkesiap dengan bab percintaan Richard Kane dan Florentyna Rosnovski. Anak dua musuh bebuyutan yang malah saling jatuh cinta, melarikan diri dari keluarga masing – masing, dan menikah di ujung dunia lain. Keduanya bertahan di rimba raya tanpa dukungan finansial orang tua masing – masing. Mereka jadi pengusaha sukses dan siap membuka butik baru di Fifth Avenue, New York, kampung halaman mereka. Dalam keyakinan mereka para ayah yang keras kepala tidak akan bergabung merayakan acara pembukaan itu, meski undangan telah disampaikan.

    Akan tetapi, yang tidak mereka ketahui, William Kane melangkahkan kaki menuju dan memandang anak dan menantunya dari kejauhan. Setelah dirasa cukup menikmati, Kane pulang. Saat berjalan pulang ia berpapasan dengan orang tua bergelang perak.  Mereka saling mengangkat topi dan melanjutkan jalan mereka yang terpisah tanpa sepatah kata pun.

    Gelang perak! Masa lalu berkelebatan. Dalam benak Kane, sekejab semuanya cocok. Pertemuan mereka di Plaza, Boston, lalu Jerman dan kini di Fifth Avenue.  Bermula di Hotel Plaza (usai wisuda SMA) Kane melihat seorang pelayan restoran hotel bergelang perak. Lalu, Boston, 4 Januari 1930 samar – samar Kane mengenali gelang perak yang dikenakan kliennya meskipun tak pasti dimana pernah melihat. Terakhir, di Jerman, Februari 1940 Kapten Kane melihat gelang yang sama melalui balutan perban di wajahnya. Perlu puluhan tahun untuk sadar bahwa ia telah diselamatkan kolonel gendut dan pincang yang sebenarnya bertugas mengurusi ransum para prajurit dari garis depan pertempuran. Gelang itu menjawab kesia – sian “pertempuran mereka” Semua tertuju pada satu orang yang sama yaitu Abel Rosnovski.

    Di lain pihak, pada hari yang sama Kane menghembuskan napasnya yang terakhir dalam keadaan puas, tenang dan damai,  sepucuk surat wasiat dilayangkan kepada Abel. Wasiat itu membongkar kedermawanan Kane pada Abel bertahun – tahun silam.

    Abel hanya bisa berdiri tersembunyi di belakang para pelayat untuk menyampaikan rasa hormat terakhir pada jenazah Kane. Yang dilakukan selanjutnya adalah mengundang anak dan menantunya ke rumahnya. Menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya Kane. Menyingkap pertemuannya dengan Kane di jalan pada perayaan toko baru Florentyna. Mengakui  secara rinci kesalahannya selama bertahun – tahun. Menumpahkan rasa dalam benaknya bahwa tak selintas pukas terbesit bahwa Kane adalah penolongnya di masa lampau; dan betapa di dalam hati kecilnya ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi.

    Penyelesaian

    Kane and Abel sudah membekas selama dua puluh tahunan. Itu cuma fiksi. Terlalu banyak kebetulan dan persimpangan, tapi itu salah satu cerita yang indah dan saya sangat suka.

    Hidup kita bersisian, Teman! Biar sejenak. Bersinggungan. Mungkin saling melukai. Tanpa disengaja tentunya. Saya tidak mau kita jadi seperti Kane & Abel yang saling mengganggu dan melukai. Saya tak ingin pandangan hidup kita tersesat dan perlu bertahun – tahun menyadari kesia – siaan ini. Namun apa daya saya akan masa depan? Saya tidak tahu apa – apa tentang masa depan kecuali berbuat hal baik di masa kini dan berusaha memperbaiki hal – hal buruk sedikit demi sedikit. Biarlah si pembawa rahasia yang menjawab takdir kita. Mari kita jalani hidup ini dengan keikhlasan.

    (c) Copyright 2010 lampu bunga. Blogger template by Bloggermint